Kamis, 25 April 2013

Negara Dengan Ideologi Komunisme Studi kasus Negara Rusia

BAB I PENDAHULUAN

 I. Latar belakang Ideologi komunis saat ini menjadi sesuatu hal yang menarik untuk dibahas dalam tugas makalah kali ini. Karena ideologi komunis adalah suatu paham dimana pemerintah lah yang memimpin dan rakyat hanya menjalankan sistem yang telah dibuat oleh pemerintah. Dalam hal ini sistem yang dibuat oleh pemerintah menyangkut hal politik, ekonomi, budaya dan semua yang berhubungan dengan kekuasaan di negara tersebut.

 II. Tujuan perumusan masalah Adapun tujuan pembahasan makalah ini, adalah untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan ideologi komunis ? Siapa saja tokoh komunisme ? Sistem politik ideologi komunis ? Sistem ekonomi ideologi komunis ? Prinsip-prinsip ideologi komunis ? Kelemahan dan kelebihan ideologi komunis ? Serta Komunisme dan pengaruhnya terhadap negara Rusia ? masalah-masalah tersebut akan dibahas dalam pembahasan makalah ini. 

 BAB II PEMBAHASAN

 I. Pengertian ideologi komunis Istilah komunis, mulai populer dipergunakan setelah revolusi paris. Yang menghendaki suatu gerakan perubahan dari sistem kerajaan manjadi sistem pemerintahan yang bersifat parlementer. Akan tetapi, yang terjadi malah dihapuskannya sistem republik dan Luois Philippe naik menjadi raja. Hal ini menimbulkan munculnya perkumpulan revolusioner rahasia di paris pada tahun tiga puluhan. Pada tahun empat puluhan istilah komunis dipergunakan untuk paham yang dianut terhadap pengikut komunis. Etienne Cabet (1788-1856) tidak setuju dengan paham komunis tersebut, Cabet termasuk kedalam gologan orang yang dicari karena tidak sejalan dengan paham komunis tersebut. Cabet memperjuangkan suatu masyarakat sosialis. Akan tetapi perjuangan Cabet kurang berhasil, terutama di kawasan Amerika, Cabet termasuk dalam golongan sosialis utopis. Dimana pada masa itu jelas komunis lekat pada golongannya. Istilah komunis mengandung dua pengertian, yang pertama berhubungan dengan komune (commune) suatu wilayah yang berbentuk federasi dengan berpemerintahan sendiri; yang kedua hampir sama dengan pengertian yang pertama, istilah komunisme menunjukkan milik atau kepunyaan bersama. Dalam arti lain, pengertian yang pertama lebih menekankan komunisme terhadap orang-orang yang terbuang dari negara lain. Misalnya, orang Jerman yang dibuang dari negaranya dan hidup di negara Paris. Pengertian kedua, istilah komunisme yang menujukkan milik dan kepunyaan bersama dipergunakan oleh Cabet dan pengikutnya. Dalam hal ini karena Cabet kurang berhasil untuk membuat masyarakat sosialis maka Cabet mengikuti paham komunisme akan tetapi komunisme untuk milik dan kepunyaan bersama. Komunisme adalah sebuah aliran berpikir yang berlandaskan kepada Atheisme, yang menjadikan materi sebagai asal segala-galanya. 

 II. Tokoh-tokoh komunisme Karl Marx (1818-1883) sosok keturunan Yahudi di Jerman, meliki sifat yang keras, sombong, egoistis, pendendam, materialistis, dan berani. Ciri pemikirannya yang menonjol menyangkut konsep dialektika matrealisme (dialectical matrialism), teori nilai lebih ( surplus values) dan perjuangan kelas (struggle class). Marx disamping terpengaruh oleh pemikiran Yahudi, ia juga mendapatkan pengaruh dari pandangan ateis, antara lain ajaran Rasionalis Idealis dari Hegel, ajaran perasaan dari August Comte, ajaran mengenai filsafat alam kemanusiaan dari Feuerbach serta mengenai penemuan aliran orang kacau yang rancu dari Baconyn. Bagi Marx, penghapusan kejahatan Kapitalisme dan hubungan kerja yang eksploitatif serta perebutan kekuatan produksi, pada fase ini Kepitalisme harus digantikan dengan Sosialisme Marxis. Negara diktator Proletariat merupakan fase dari strategi perjuangan kelas proletar jangka panjang, yakni penghapusan negara dan pembentukan masyarakat tanpa kelas. Friedrich Engels (1820-1895), adalah sahabat sekaligus orang yang banyak membantu Karl Marx. Karya-karya Engels antara lain; Asal-asul keluarga, Orang-orang khusus dan negara, Dualisme dalam alam, dan, Sosialisme khurafat dan sosialisme ilmiah. Vladimir Ilivh Ulyanov atau Lenin (1870-1934), sosok manusia yang keras kepala, berhati kejam, diktator, berasal dari etnik Yahudi. Ia tokoh yang mampu menjabarkan Komunisme dalam praktik nyata. Ia juga seorang yang pandai berpidato, memiliki banyak buku dan brosur. Lenin yang memperkenalkan konsep vanguard dalam terminologi komunis. Konsep ini merujuk ke sekelompok kecil kaum elite protelar. Mereka merupakan kelompok terdidik, paling revolisioner, mamiliki kesadaran kelas yang tinggi terhadap cita-cita komunisme. Mereka inilah yang akan berperan sebagai agen tranformasi sosial, pennggerak revolusi komunis dan pelopor pembentukan demokrasi Marxis-Leninis. Menurutnya, tanpa vanguard cita-cita Komunisme hanya sekedar konsep idealis yang tidak akan terealisasi secara nyata. 

III. Sistem Politik Komunisme Secara teoritas, pemerintah komunis berdasarkan ideologinya mempunyai cita-cita untuk memperlakukan masyarakatnya sama rasa sama rata. Akan tetapi dalam kenyataannya, kekerasan, penyingkiran lawan-lawan, pembuangan, pengasingan, agotasi, dan propoganda. Untuk menghancurkan mereka yang tidak sejalan, merupakan tindakan biasa dan harus dijalankan dengan cara revolusioner dan radikal. Dengan demikian, ideologi komunisme dengan marxismenya cenderung melahirkan suatu sistem politik yang otoriter dan tirani. Melalui partai komunis yang menganut single party dipegang secara mutlak-diktator. Oleh pemerintah rakyat tidak mungkin mengembangkan buah pikirannya, apalagi melakukan partisipasi politik yang berbeda, dengan partai komunis yang paling berkuasa. Dalam struktur sosial politik, negara yang berpaham ideologi komunis menganut sistem komando, hierarkis dari atas, dengan pola yang sentralistik dan diktator atas nama proletar, sehingga sering disebut diktator proletariat. Oleh karena itu dalam pengambilan keputusan, ada tiga tingkat/jalur untuk lahirnya suatu kebijakan politik, yakni: 1. Polit biro (vanguard) merupakan pemimpin tertinggi dan pemutus 2. Partia parlemen 3. Masyarakat Kebebasan hanya ada pada tingkat biro (vanguard). Secara resmi pihak komunis mengaku kemajemukan masyarakat dalam paham mereka. Dalam negara komunis ada atau memungkinkan terjadi oposisi, yakni oposisi intern, oposisi dari partai pemerintahan (istilahnya pembersih sesama teman). Oposisi sektoral, oposisi yang dilakukan oleh lapisan-lapisan tertantu dalam masyarakat terutama; wartawan, budayawan, dan cendikiawa. Oposisi subversif, oposisi yang dianggap membahayakan kelangsuangan hidup partai dan negara karena negara adalah partai dan partai adalah negara. 

IV. Sistem Ekonomi Komunis Menurut konsep Marx, ada dua komponen yang penting dalam rangka melakukan perombakan ekonomi dalam masyarakat. Yakni, tenaga produksi dan hubungan produksi. Hal ini menimbulkan pertentangan jika terjadi perubahan dalam hubungan produksi maka akan tumbuh pula perubahan pada tata hidup kelembagaan hukum dan politik, serta kesadaran maupun pemikiran yang baru. Negara hanya merupakan alat kapitalis, jika tenaga buruh dalam hubungannya dengan majikan berubah, maka akan terjadi pula perubahan dalam lembaga politik. Hal ini yang kemudian menginspirasikan pikiran Lenin yang berpendapat bahwa dunia msa kini masuk pada kapitalisme akhir. Lenin mempunyai tiga prinsip untuk tujuan ekonomi tersebut : 1. Industrialisasi secara pesat, terutama sekali dengan mengandalkan pembangunan industri. 2. Perencanaan menyeluruh dengan mengkoordinasikan kehidupan anggota masyarakat secara seksama oleh suatu organisasi teknik birokratis. 3. Perlembagaan persaingan sebagai cara untuk model dan rangsangan bagi usaha individu dan kolektif, melalui pemberian rangsangan bagi kepentingan pribadi dalam bentuk gaji serta imbalan yang tidak sama, dan insentif material dan jabatan untuk mereka yang ahli sacara teknis dan cakap secara anministratif. Marxisme telah mengembil sikap bahwa yang memimpin dan memutuskan persoalan ekonomi adalah pemerintah, sedangkan individu-individu hanya menjalankan apa yang dikomandokan oleh pemerintah. Disamping itu, individu juga tidak boleh memiliki apa yang mereka hasilkan, tetapi hasilnya itu dipandang sebagai hak milik pemerintahan yang mengumpulkannya dan membagikan kepada seluruh rakyat secara adil. bagi Marx selama prinsip ekonomi dengan industrinya dijalankan oleh individu, maka menimbulkan bencana, yakni expoitation de homme par i’homme (penindasan manusia sesama manusia). Sebenarnya dengan pengambilan alat-alat produksi, hak milik pribadi, daik hasil usaha maupun karena warisan yang merupakn modal kegiatan ekonomi menjadi hak milik negara, ini menimbulkan : 1. Modal atau alat produksi sebagai alat pemeras potensil antara manusia tidak dihapus, hanya pindah tangan dari orang-orang swasta yang menyelenggarakan atau menguasai alat-alat produksi. 2. Karena pembawaan tabiat atau fitrah manusia tidak berubah dengan dipindahkannya alat-alat produksi sari oarang perorang kepada negara, maka tidak akan heran, kalau petugas negara diwajibkan menyelenggarakan atau mempergunakan alat-alat produksi menjalankan korupsi yang berarti memeras rakyat atas nama negara. Pada hakikatya dalam penerapan ideologi komunisme dalam satu negara dengan masyarakatnya tercipta untuk pemerintahan serta sistem politiknya yang diktator dan otoriter penguasa dan partai terhadap rakyatnya. Dalam bidang ekonomi, telah menciptakan kelas baru antara pemegang kekuasaan dengan rakyat, yakni ditindasnya hak rakyat dalam berkreativitas di bidang ekonomi serta pemiliknya. Di bidang sosial budaya telah menciptakan manusia yang tidak lagi mamiliki harkat kemanusiaan yang asasi dan universal. Bertitik tolak dari itu, sebagaimana dikatakan Magnis bahwa seluruh paham Marx mengenai komunisme sebagai masyarakat tanpa kelas, tanpa pembagian kerja, dan tanpa paksaan kelihatan absurd. Masyarakat sebagai tujuan perkembangan umat manusia adalam utopia yang menyesatkan karena bersifat kontradiktif serta mengalihkan perhatian manusia dari usaha yang lebih nyata untuk memperbaiki kehidupan masyarakat. 

 V. Prinsip-Prinsip Ideologi Komunisme Pertama, yang dimaksud ideologi komunisme ialah sistem politik, sosial,ekonomi, dan kebudayaan berdasarkan ajaran Marxisme-Lininisme. Kedua, ideologi komunisme khususnya pemikiran Marx, memiliki daya pesona yang memberikan ekspresi harapan. Lepas setuju atau tidak setuju, bahwa dengan segala bentuknya yang terselubung, serta teorinya terkandung ekspresi harapan. Menurut seorang ahli ekonomi, dalam zaman dimana orang menjadi sinis, kritis, serta menderita akibat malaise, suatu masyarakat yang megah di dalam hidup kehilangan maknanya kebanyakan orang. Ketiga, orang-orang komunis percaya kepada historikalmatrealis, sebab mereka memandang soal-soal spiritual hanya sebagai efek sampingan akibat dari keadaan perkembangan materi termasuk ekonomi. Oleh karena itu mereka tidak memusingkan kepada hal yang bersifat pembangunan spiritual, termasuk pembangunan akhlak orang bertuhan. Ideologi komunisme, tidak mempercayai Tuhan (distrust of God). Agama dilarang tegak, karena dianggap sebagai candu bagi manusia dan masyarakat. Dihancurkannya masjid dan disulapnya menjadi tempat hiburan serta tempat-tempat partai. Orang islam dilarang menggunakan slogan agama, menyimpan Al-Quran dianggapnya sebagai perbuatan kriminal berat, dan hukumannya 6 tahun penjara. Menurut Marx agama muncul disebabkan adanya kelas sosial. Agama menjadi produk perbedaan kelas. Agama merupakan perangkap yang dipasang kelas penguasa untuk menjerat kelas proletariat yang tertindas. Apabila perbedaan kelas itu hilang, maka agama dengan sendirinya akan lenyap sebab pada saat ini perangkap ( agama ) tidak dibutuhkan lagi. komunisme juga tidak menerima pikiran orang lain (distrust of others reason), penyanggahan terhadap persamaan manusia (denial of human equality), dan interpretasi secara ekonomi sistem terhadap sejarah (Economic interpretation of history). Oleh sebab itu, mereka tidak segan-segan melakukan penipuan, pengkhianatan, dan pembunuhan untuk melenyapkan lawan-lawannya, meskipun dari anggota partainya sendiri. Keempat, karena mencapai tuajuan sangat menghalalkan kekerasan radikal, revolusioner dan perjuangan kelas, dengan sendirinya etika tingkah laku didasarkan atas kekerasan ( code of behavior of ilolence) serta tidak mengakui pernyataan hal asasi manusia (denial of declaration of human right). Marxisme juga mengingkari ikatan kekeluargaan yang dianggapnya bahwa itu mengendung dukungan terhadap masyarakat Borjuis yang kemudian harus digantikan dengan kekacauan seksual. Kelima, cita-cita perjuangannya adalam membangun masyarakat tanpa negara, tanpa kelas dengan konsep sama rata sama rasa, ideologi komunis itu bersifat internasional di bidang politik, sosial, ekonomi, dan kebudayaan. Keenam, pengendalian segala kebijakan berada di tangan segelintir orang yang disebut Polit Bito, dengan sendirinya kebijakan ekonomi juga dilakukan secara sentral dengan manajemen yang juga secara diktator dan sistem pemerintahan dikandalikan denganjumlah orang yang sedikit.

 VI. Kelebihan Ideologi Komunisme a) Karena perekonomian sepenuhnya ditangani oleh pemerintah, baik dalam hal perncanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan maka pemerintah lebih mudah mengendalikan inflasi, pengangguran atau berbagai keburukan ekonomi lainnya. b) Pemerintah menentukan jenis kegiatan produksi sesuai dengan perencanaan sehingga pasar barang dalam negri berjalan dengan lancer. c) Relatif mudah melakukan distribusi pendapatan. d) Jarang terjadi krisis ekonomi karena kegiatan ekonomi direncanakan oleh pemerintah. e) Tidak ada pembagian kelas apapun ketimpangan yang ada . 

VII. Kelemahan Ideologi Komunisme a) Pers dijadikan alat propaganda oleh pemerintah untuk menyebarkan nilai – nilai komunis b) Mematikan inisiatif individu untuk maju, sebab segala kegiatan diatur oleh pusat c) Sering terjadi monopoli yang merugikan masyarakat d) Masyarakat tidak memiliki kebebasan dalam memiliki sumber daya.

 VIII. Komunis dan pengaruhnya terhadap Negara Rusia 1. Sejarah Rusia Rusia adalah sebuah negara yang membentang dengan luas di sebelah timur Eropa dan utara Asia. Dahulu Rusia pernah menjadi negara terbesar di Uni Soviet. Pada mulanya pemerintahan negara Rusia berbentuk kerajaan/kekaisaran dengan seorang Tsar atau kaisar sebagai kepala negara. Sebagian besar kaisar memerintah dengan bersifat otoriter dan bertindak sewenang-wenang terhadap rakyatnya. Hal ini menyebabkan industrialisasinya berkembang pesat. Kemajuan industri menyebabkan berkembangnya gerakan sosialisme di Rusia. Akibatnya Tsar Nicholas II menjadi korban dari gerakan sosialisme. Pada tahun 1917, Tsar Nicholas II diturunkan dari tahta kerajaannya dan dibuang ke Serbia. Pada saat Revolusi Rusia tahun 1905 memunculkan beberapa akibat yaitu adanya perubahan agraria dari Menteri Stolypin dan dibentuknya Dewan Perwakilan Rakyat (Duma). Rusia merupakan negara federal yang memiliki berbagai macam etnis, setelah keruntuhan Uni Soviet, Rusia mengalami masalah separatisme. Ada beberapa kelompok etnis yang ingin memisahkan diri dan mengakibatkan krisis berlarut-larut. Sistem pemerintahan Rusia dipegang oleh presiden yang berpusat di Kremlin serta perdana menteri yang bertanggung jawab terhadap parlemen namun dengan peranan yang terbatas dibandingkan dengan Presiden. Presiden yang pernah memimpin Rusia adalah Boris Yeltsin (1991-2000), Vladimir Putin (2000-2008) dan Dmitry Medvedev (2008-sekarang). 2. Berkembangnya Ideologi Komunisme di Rusia Komunisme sebagai ideologi bangsa Rusia mulai diterapkan saat meletusnya Revolusi Bolshevik (1917) merupakan negara dengan sistem pemerintahan monarki yang absolut. Tsar memiliki kekuasaan tak terbatas. Tsar tidak hanya mendapat kekuasaan legislatif, yudikatif, dan eksekutif yang tanpa batas, bahkan lebih dari itu. Ia memiliki negara yang berhak mengekploitasi, baik sumber-sumber alamnya maupun manusianya. Pada masa kekaisaran Rusia terdapat kelas-kelas sosial dalam masyarakat. Kaum bangsawan adalah kelas sosial yang paling berpengaruh setelah Tsar dan gereja. Keberadaan bangsawan dapat pula mempengaruhi pemerintahan pemerintahan Tsar. Oleh karena itu, bangsawan yang kaya raya denganuangnya dapat membangun opini publik dan memungkinkan terjadinya kudeta. Sistem kelas sosial itu menyuburkan perbudakan di Rusia. Sistem yang sudah ada sejak masa kepangeranan Rusia tersebut baru dihapuskan pada tahun 1861, saat pemerintahan Tsar Aleksander II. Namun, pada kenyataannya sistem perbudakan di Rusia baru benar-benar berakhir setelah jatuhnya pemerintahan Tsar Nikolai II pada tahun 1917 yang menandai berakhirnya monarki di Rusia. Komunisme sebagai Ideologi Bangsa Rusia mulai diterapkan saat meletusnya Revolusi Bolshevik di Rusia pada tanggal 7 November 1917, dan sejak saat itu komunisme diterapkan sebagai sebuah Ideolohi bangsa dan disebar luaskan ke negara lain. Dalam Komunisme semua diatur oleh pusat. Sistem ini melhirkan suatu pemerontahan otoriter, tak ubahnya pada jaman kekaisaran Rusia. Rakyat harus tunduk pada pemerintahan yang sedang berkuasa dan bukan hanya itu rakyat juga dituntut untuk mendukung tujuan-tujuan negara yang ingin didapat dalam hal ini adalah melanggengkan dan menyebarluaskan Komunisme ke negara-negara lain. Masa tersuram komunisme di rusia adalah saat berada dibawah pemerintahan Yosef Stalin, yang mulai memimpin pada tahun 1924, setelah kematian pemimpin pertama Uni Soviet Vladimir Lenin (1917-1924). Pada masa pemerintahan Stalin, lahirlah apa yang disebut dengan “Kultus Stalin”. Stalin sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat pada masa itu. Bila ia mengkritik sebuah opera baru, maka pengerangnya akan menyembah-nyembahnya, bila ia berbicara tentang linguistik, maka para filologis akan diam. Pengaruh Stalin yang sangat kuat ini berakhir pada masa pemerintahan Nikita Khruschev dengan kebijakannya untuk menghapuskan pengaruh Stalin (Destalinisasi) pada tahun 1953 setelah kematian Stalin. Khurschev memperkenalkan sistem pemerintahan yang lebih lunak dari pada dua pendahulunya. Masa ini merupakan langkah awal pengenalan demokrasi dalam kehidupan masyarakat. Hal ini kemudian akan diteruskan oleh pemimpin-pemimpin Uni Soviet selanjutnya. Demokrasi baru diwujudkan di negara ini pada masa pemerintahan Gorbachev, setelah dirinya terpilih sebagai pemimpin Uni Soviet pada tahun 1985. Kebijakan Glastnost dan Perestroika yang dicanangkannya merupakan bukti bangsa ini ingin manuju pembaharuan. Kehancuran Uni Soviet sebagai akibat dari kebijakan ini tidak terus membuat demokrasi di negara ini juga ikut mati. Justru setelah Uni Soviet bubar pada pada tanggal 25 Desember 1991 dan lahirnya negara Federasi Rusia dibawah kepemimpinan Boris Yeltsin sebagai presiden pertama Federasi Rusia, demokrasi mewarnai negara ini. Setelah Yeltsin mengakhiri msa jabatannya, dan digantikan oleh Vladimir Putin pada tahun 2000, demokrasi di Rusia menemui bentuk baru. Demokrasi pada masa Putin disebut demokrasi berdaulat. Hal ini dikarenakan menurut Putin, Rusia tidak siap dengan Liberalisme klasik, tidak bisa segera dan tidak akan pernah bisa seperti AS dan Inggris. Adapun itu, dalam kenyetaannya rakyat Rusia menerimanya dengan baik. 

BAB III PENUTUP 

 a) Komunisme adalah sebuah paham, dimana pemerintah berkuasa penuh atas negara dan masyarakatnya. Sedangkan rakyat adalah alat untuk memajukan negara tersebut.
 b) Tokoh dari paham komunis ini adalah Karl Marx, Friedrich Engels, Vladimir Ilivh Ulyanov atau Lenin. 
c) pemerintah komunis berdasarkan ideologinya mempunyai cita-cita untuk memperlakukan masyarakatnya sama rasa sama rata. Akan tetapi dalam kenyataannya, kekerasan, penyingkiran lawan-lawan, pembuangan, pengasingan, agotasi, dan propoganda. Untuk menghancurkan mereka yang tidak sejalan, merupakan tindakan biasa dan harus dijalankan dengan cara revolusioner dan radikal. 
d) Marxisme telah mengembil sikap bahwa yang memimpin dan memutuskan persoalan ekonomi adalah pemerintah, sedangkan individu-individu hanya menjalankan apa yang dikomandokan oleh pemerintah. Disamping itu, individu juga tidak boleh memiliki apa yang mereka hasilkan, tetapi hasilnya itu dipandang sebagai hak milik pemerintahan yang mengumpulkannya dan membagikan kepada seluruh rakyat secara adil
 e) Komunisme sebagai ideologi bangsa Rusia mulai diterapkan saat meletusnya Revolusi Bolshevik (1917) merupakan negara dengan sistem pemerintahan monarki yang absolut. Tsar memiliki kekuasaan tak terbatas. Tsar tidak hanya mendapat kekuasaan legislatif, yudikatif, dan eksekutif yang tanpa batas, bahkan lebih dari itu. Ia memiliki negara yang berhak mengekploitasi, baik sumber-sumber alamnya maupun manusianya.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar